PRAJURIT PENJAGA PERBATASAN NEGARA
DI PULAU MIANGAS MENCARI IKAN UNTUK MAKAN
oleh : Ferdi Rosman Feizal *)
Hampir setiap sore Kapten Udin memancing ikan di dermaga pulau Miangas. Terkadang kailnya menyangkut dibatu-batu karang dan nihil mendapatkan ikan untuk makan malamnya. Sore itu Kapten Udin ditemani bassnya setelah hujan lebat mengguyur pulau miangas dari pagi, tukang-tukangnya terpaksa diliburkan.
Kapten Udin dari jawa barat bukan prajurit penjaga perbatasan Negara walaupun berada di pulau miangas melainkan prajurit dari Zeni Bangunan. Kedatangannya ke Pulau Miangas bersama pemborongnya (bass) adalah untuk membangun perumahan TNI-AD di pulau Miangas setelah POS TNI-AD di Pulau Miangas resmi menjadi Koramil saat Kodam VII/Wirabuana dijabat oleh Mayjen TNI Arief Budi Sampurno yang sekarang sudah pensiun.
Kegiatan memancing ikan di dermaga miangas yang jarang disandari kapal ini memang rutin dilakukan oleh prajurit-prajurit TNI-AD untuk tambahan lauk sekaligus mengusir kesepian dan kesunyian di pulau yang kecil dan terpencil dipaling utara sulawesi utara yang jarang diketahui warga Negara Indonesia lainnya karena memang pulau miangas tidak ada kalau dicari di peta dan sulit mendapatkan peta pulau miangas kalau bukan dari bakorsurtanal. Malam harinya terkadang mereka sibuk mencari ketam kenari yang tersebar direrimbunan hutan kelapa disepanjang pantai tak jauh dari POS-AD Miangas setelah siangnya menyimpan umpan dari kelapa yang sudah diparut.
Main Kartu
Kegiatan anggota TNI-AD di perbatasan Negara yang masih berpotensi dicaplok Negara tetangga ini memang tidak hanya memancing ikan saja. Main kartu remi dengan hukuman berdiri bagi yang kalah mengasyikan juga rupanya. Tidak membedakan pangkat kalau sudah begini, buktinya Lettu Hamlin Danramilnya sendiri terpaksa harus terus berdiri sepanjang permainan dijegal Sersan David Mangisong yang sangat berterimakasih kepada petinggi TNI-AD di Kodim Tahuna, Korem 131/Santiago dan Kodam VII/WIrabuana karena ditempatkan di Pulau Miangas ditempat kelahirannya sehingga bisa berkumpul kembali dengan Bang Joss dan Sus Vina yang sudah lama ditinggal bertugas di Koramil Rainis di Pulau Karakelang.
Patroli Pulau
Sersan Nicolas memang rajin, setelah berpatroli keliling pulau menggunakan sepeda kiriman Pangdam VII/Wirabuana untuk melihat situasi dan keamanan di Pulau yang berbatasan dengan Philipina ini, langsung membelah kayu bakar untuk memasak disebelah Pos TNI-AD. Entah karena memang rajin atau karena tidak ada lagi tali pancing lagi yang membuat dirinya menyibukkan diri. Yang jelas kalau mau bergabung untuk ikut main kartu, mejanya terlalu kecil dan orangnya sudah terlalu banyak.
Kayu-kayu bakar dibelah dan dikeringkan dipinggir tembok Pos TNI-AD tempatnya menginap bersama kawan-kawan prajurit TNI-AD lainnya yang ditugaskan selama satu bulan di pulau Miangas yang terpencil jauh dari kepulauan Indonesia lainnya.
Saat kedatangan kami ke Pulau Miangas untuk memperbaiki gangguan fasilitas telekomunika-si Pulau Perbatasan Negara yang ditempatkan di Koramil Miangas, tugasnya di Miangas tinggal 2 minggu lagi atau tergantung kedatangan Kapal Perintis itupun kalau ada Prajurit TNI-AD yang turun untuk menggantikannya berdinas di Pos Perbatasan Negara.
Gotong-royong dengan masyarakat
Sepinya pulau kecil mungkin menambah kejenuhan jika tidak ada kegiatan lain selain rutinitas berjaga di Pos dan Patroli keliling Kampung. Saat itu beruntung masyarakat miangas banyak mengadakan kegiatan. Mulai Desember hingga Februari pulau yang biasanya sepi ini mendadak ramai dengan banyaknya kegiatan.
Mulai dari persiapan Natal, kegiatan natal, persiapan upacara menangkap ikan secara tradisonal ‘Manam’mi’ yang diturup dengan Ilarung yang merupakan pesta tutup tahun yang menandakan selesainya seluruh kegiatan dan pulau Miangas kembali sepi, sunyi bak pulau yang tak berpenghuni.
Di Pantai Utara pulau Miangas yang bisa melihat daratan Philipina, Prajurit-prajurit penjaga perbatasan negara dari TNI-AD, TNI-AL dan Kepolisian termasuk Sekar Telkom yang berada disana bersama-sama masyarakat Miangas bergotong-royong memasang batu-batu untuk menjebak ikan untuk upacara adat menangkap ikan secara tradisional ‘Manam’mi’ yang akan dilakukan pada bulan April 2006 yang akan datang. Semua laki-laki dewasa yang saat itu berada di pulau Miangas saat itu diwajibkan untuk turut bergotong-royong memasang batu-batu tersebut.
Membersihkan senjata merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar senjata-senjata nya tidak macet saat diperlukan. Tidak hanya pada saat baris saja melihat tentara rapi, pembersihan senjata yang dilakukan secara bersama-samapun terlihat rapi juga.
Perbatasan negara di Pulau Miangas tidak lagi dijaga prajurit yang secara bergilir ditugaskan ke tapal batas. Sejak perumahan Dinas TNI-AD selesai dibangun persis dibelakang Koramil Miangas, Pulau Miangas kini dijaga oleh anggota TNI-AD yang ditempatkan disana yang sebagian besar asli masyarakat Miangas.
Agustus 2006, perumahan untuk Polisi masih dibangun dan akan ditempati oleh anggota-anggota kepolisian yang akan ditempatkan disana sementara Pos TNI-AL baru dibongkar untuk renovasi. Anggota TNI-AL masih menempati POS lamanya sedangkan Marinirnya masih tinggal di tenda Komando.
Bagi prajurit, persoalan tunjangan didaerah-daerah terpencil yang sepi dan jauh serta sulitnya transportasi menjadi pembicaraan yang sering diungkapkan, namun mereka tidak berani langsung mengajukan kepada komandannya apalagi kepada Panglima TNI atau Kapolri, prajurit memang sangat patuh.
Kepatuhannya diperlihatkan dengan sikap dan tindakannya. Siap Komandan..! dan langsung meluncur, berangkat ke tapal batas tanpa bertanya sedikitpun. Walaupun kenyataannya mereka sering mengalami kelaparan seperti yang dialami oleh prajurit-prajurit di Pulau Miangas akibat kehabisan perbekalan, karena kapal yang ditunggu untuk menggantikannya bertugas tak kunjung datang entah karena dok, proses tender trayek kapal atau karena musim badai.
Semoga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tetap utuh dengan kehadiran prajurit-prajurit ditapal batas negara yang berani berkorban untuk membela Negaranya, untuk menjaga Negaranya. Prajurit yang tetap setia dan mencintai Indonesia, setia sampai akhir....
*) Ferdi Rosman Feizal, Pengurus DPP SEKAR Telkom, 5 kali ke pulau Miangas sejak oktober 2005-Agustus 2006 bersama jajaran Kodam VII/Wirabuana dan Korem 131/Santiago, menginap di POS-AD Miangas.